Saraf

Aku terjebak dalam keruwetan susunan saraf yang membelit. Membuatku harus berputar selama sebulan dalam labirin jaras-jaras piramidalis yang senantiasa bersilangan, menenggelamkanku dalam cairan serebrospinalis yang deras lalu menidurkanku bersama gumpalan substantia nigra dan griseus di thalamus.

Hanya akson, ependim dan schwan yang tahu bagaimana rasanya tersesat dalam kurungan kerangkeng kranium yang kerasnya hanya dapat ditandingi benturan keras. Dan kurasa hanya mereka juga yang mampu memahami rasanya berhari-hari terperangkap dalam gelap yang pengap bersama kilatan-kilatan impuls yang terus-menerus dipicu asetilkolin, GABA dan dopamin. Jika sudah begitu mempertanyakan kembali hakikat kemanusiaan menjadi hal yang biasa, apakah benar manusia begitu istimewa?

Betapa anehnya manusia, hanya dengan mengubah sedikit isi otaknya, entah dengan menyumbat arteri cerebi anteriornya pakai emboli atau pun menghentikan produksi neurotransmiternya, sudah cukup untuk mengubah karakter manusia menjadi mahluk yang berbeda. Apakah karakter manusia memang begitu istimewa?

—————————————————————————————-
Sebuah catatan akhir stase Neurologi dari seorang adik. I called him “a genius boy”.. bisa tebak??
mengaggumkan ada orang yang bisa menulis kerumitan saraf dalam sebuah tulisan. entah apa bisa dimengerti atau tidak. tapi sungguh, saya sangat menikmati tulisan ini. dan kuputuskan untuk copy paste saja di MP ku..hehehe. piss..
karena stase “SARAF” akan menjadi stase paling spesial yang pernah kulalui.. (2-28 November 2009), setahun yang lalu.

my new family on neurology

23 komentar di “Saraf

  1. hehehe,.. makasihhh infonya..nanti akan coba mampir kalau memang pengen..hehehe =)

    oia, bisa buka twitternya tanpa loggin?? sepertinya saya lupa pasword dan ID twitterku..hehehe X)

Tinggalkan Balasan ke aya comel Batalkan balasan